Minggu, 06 Maret 2011

Kujaga Cintamu part 2

Sungguh betapa bahagia, nikmat yang dianugerahkan kepadaku rasanya semua sudah lengkap dalam kehidupan rumah tanggaku. Aku berharap semoga kan tetap terjaga seperti ini selamanya nanti. Rasa syukurku tak henti-hentnya selalu membawaku untuk selalu ingat kepada-NYA.

2 Tahun Kemudian
Setelah sekian lama waktu berlalu rasanya kini aku menemukan sedikit masalah dengan mas Hanan. Dia sering pulang larut malam dengan alasan sibuk kerja lembur & meeting sama rekan bisnis seperti tak peduli lagi denganku & Wafi anakku.
"Ma, papa kok belum pulang ma.....? Wafi kan pengen maen robot-robotan sama papa.....".
"Sabar ya nak, entar lagi pasti papa pasti datang....".

Sekian lama menunggu,mas Hanan tak kunjung datang hingga akupun tidur terlelap
disofa.
"Ma, bangun ma..... mama kok tidur disofa....?".
Tanpa kusadari mas Hanan datang & membangunkan tidurku ditengah malam itu.
"Maaf mas terlalu lama aku menunggumu.... sampai-sampai aku ketiduran.....".
"Nggak papa kok ma... Ya sudah aku capek banget ma, aku mau langsung tidur aja.....".
"Mas udah makan belum.....? aku sudah masak makanan kesukaan kamu mas....".
"Aku udah makan ma tadi dikantor jadi aku udah kenyang ma".
"Ya udah mas, mas istirahat aja, jangan lupa sholat kalau mas belum sholat".
Mas Hanan sepertinya tak begitu menghiraukan perkataanku, dia berlalu begitu saja kekamar.

"Mas, kamu kenapa...? akhir-akhir ini mas sering pulang telat, mas tadi ditungguin Wafi, dia kangen pengen maen bareng sama kamu mas..... Mas juga sering ninggalin sholat.... ingat mas sholat itu kebutuhan yang tak bisa ditinggal dalam keadaan apapun".
"Sudahlah ma, jangan bahas itu lagi ma.... aku capek ma..... aku mau tidur.....".
"Kamu kenapa sich mas..... nggak pernah memperhatikan ucapanku aku kan pengen ngomong sama kamu mas....".
"Ya tapi sekarang aku lagi capek ma.... seharian tadi aku kerja..... pokoknya aku nggak mau bahas itu lagi....!!!".

Akupun tak ingin memperpanjang lebar pembicaraan lagi karena sepertinya mas Hanan sudah tak mau mengerti & sudah termakan emosi. Malam itu aku pun harus pejamkan mata meskipun rasanya pedih hati ini melihat perubahan mas Hanan yang drastis.

"Mas sarapan udah aku siapin.... kita sarapan bareng yuk...?".
"maaf ma, aku buru-buru hari ini aku ada meeting yang sangat penting banget jadi aku harus cepet-cepet kekantor.....".
"Masak buat nyempatin sarapan bareng aja mas nggak bisa...?".
Mas Hanan sepetinya tak menghiraukan lagi aku, dia berlalu begitu saja bergegas pergi kekantor.
"Pa, papa mau kemana...? Wafi pengen maen robot-robotan bareng papa..".
"Papa lagi sibuk nak.... nanti saja ya,,,,, kalau papa sudah pulang..".
"Tapi Wafi pengennya sekarang pa...".
"Ma....mama.... anak kamu nich urusin aku mau berangkat kerja ma......".
"Wafi sini nak... papamu mau berangkat kerja nak...... sini kamu main sama mama aja...."
"Wafi nggak mau ma,,,, pokoknya Wafi maunya sama papa......!".

Seperti tak pernah menganggap kami ada mas Hanan berlalu meski Wafi menangis karena kerinduannya ingin bermain bersama ayahnya.
"Sudahlah nak nanti papamu pasti datang..... nanti kamu pasti bisa maen bareng sama papa kamu.....".
"Papa jahat..... papa jahat.... papa udah nggak sayang lagi sama Wafi.....".
"Enggak kok sayang, papa kamu sayang banget sama kamu.....".
"Bohong, mama pasti bohong sama Wafi..... Wafi kecewa sama papa.... papa jahat....! Papa udah nggak sayang sama Wafi.....!. Wafi pun berlari masuk kekamarnya.

Rasanya begitu semakin pedih hati ini, anakku yang masih kecil bisa merasakan perubahan mas Hanan yang drastis. Entah apa yang sedang aku rasakan hari ini aku bertekad untuk menanyakan mas Hanan tentang semua perubahannya yang tak lagi peduli denganku & Wafi. Aku menunggu mas Hanan malam itu walaupun hingga larut malam aku tak peduli. Terdengar suara mobil berhenti didepan rumah, pasti ini mas Hanan sudah datang, aku bergegas membuka pintu untuknya.
"Mas kok nggak ngucapin salam masuk rumah......?".
Mas Hanan diam seribu bahasa & berlalu begitu saja, ketika sampai dikamar aku mebuka pembicaraan lagi dengannya.
"Mas kamu kenapa sich mas..... Kamu jauh berubah sekarang semenjak kamu jadi Manager perusahaan itu, Mas seperti tidak peduli lagi sama aku & Wafi.... Mas selalu sibuk kerja & pulang larut malam, nggak pernah sempat buat kita sholat berjamaah seperti dulu.... nggak pernah mas peduliin Wafi sekarang... Ingat mas, Wafi itu masih kecil, Dia sangat butuh perhatian & kasih sayang kamu mas.... ".
"Udah ma jangan bahas itu lagi ma..... Aku capek, aku mau tidur ma.....".
"Selalu seperti itu mas sikapmu bila aku sedang ingin bicara.....".
"Apanya yang perlu dipermasalahkan lagi ma..... Selama ini aku kan sudah cukup memberikan kamu uang untuk kebutuhan kita sehari-hari.... apa itu masih belum cukup buat kamu....!!!!".
"Mas uang itu bukan satu-satunya kebutuhan terpenting dalam sebuah rumah tangga..... Mendidik & mengajar serta memberikan kasih sayang kepada anak istri itu juga nggak kalah penting mas.....".
"Cukup ma.... jangan teruskan ocehan kamu..... aku capek ma.... aku butuh istirahat......!!!!".
"Mas bisa nggak kamu hargain aku.... aku lagi pengen bicara sama kamu, aku nggak mau berlaru-larut masalah ini....".

Mas Hanan sepertinya sudah benar-benar dalam keadaan emosi, Seperti lepas kendali, dia memarahiku dengan kata-kata yang sangat tidak pantas.
"Istri macam apa kamu ini...!!!! Dasar kamu istri nggak berguna.....!!!! bukan nyenengin suami malah bikin aku marah,,,,,, Ya sudah kalau kamu memang nggak bisa diatur..... lebih baik aku tidur dihotel aja malam ini....!!!!" .

Mas Hanan malam itu pergi dari rumah walaupun aku sudah berusaha menahan & meminta maaf padanya.


Bersambung.....

9 komentar:

  1. Assalamualaikum sob,,

    hmmm... jadi bertengkar terus ya... owkeey.. aku tunggu cerita selanjutnya,,, happy ending kah?

    BalasHapus
  2. itulah indahnya sebuah hubungan. Bahwa membangun menjadi sesuatu yang indah membutuhkan bahan-bahan yang beraneka macam. Salah satunya adalah adanya perbedaan, adanya masalah. dan dari situ jika keduanya mampu menemukan sejatinya arti cinta maka akan terbangun sebuah hubungan yang indah. 2 tahun masih belum cukup untuk memahami semuanya

    BalasHapus
  3. Mbak Amibae@walaikum salam mbak... ya lagi klimaks mbak..... tunggu aja tanggal mainnya hihihihi

    Mas Pakies@ Betul sekali mas..... masih perlu tau lebih jauh karakter pasangan kita mas

    BalasHapus
  4. hmmm..jadi penasaran endingnya mas...lebih enak baca cerpen daripada nonton sinetron...imajinasi dan visualisasi milik kita sendiri :)

    BalasHapus
  5. Todi saja@ tri,a kasih mas support @ kunjungannya....

    Yhantee@ heheheehhe

    BalasHapus
  6. Di bagian pertama, ada tertulis 5 tahun kemudian dan di bagian ini ada tertulis 2 tahun kemudian, berarti ini tahun ke 7 ya mas?

    Wah, kayaknya sih bener apa yang dibilang orang. Harta, tahta dan wanita bisa bikin orang lupa segalanya. seperti Hanan yang sudah sukses menjadi lupa akan anak istrinya, barangkali juga bukan hanya harta, tapi juga wanita...

    BalasHapus
  7. yah ceritanya kok sedij to...?

    BalasHapus
  8. Ini klimaks mbak bertemunya masalah.....:)

    BalasHapus

Berkata jangan terbata-bata
Bertutur jangan ngelantur
Bicara nggak pake spam ya
Bukan mengatur, budayakan berbudi luhur