Sebelumnya Disini
Edo terus melaju kencang dengan vespanya bersama Nirmala, mereka dengan begitu senangnya menyusuri jalanan kota tanpa terasa mereka sudah sampai dirumah Nirmala.
"Mas, didepan ada belokan berhenti disitu ya mas" Nirmala membuka pembicaraan setelah lama terpaku.
"Kenapa berhenti disini, aku kan pengen tahu rumah kamu, jangan panggil mas dong, panggil Edo saja,kita kan sama usianya" jawab Edo sambil menebar senyuman manis pada Nirmala.
"Nggak usah mas, eh maksudku Edo, nggak usah wes, biar aku turun sini saja, nggak enak sama tanteku".
"Ya udah, kapan-kapan kita bisa ketemu lagi kan?" tanya Edo penuh harap.
"Insyaallah semoga kita bisa bertemu kembali, ya udah mas aku masuk dulu ya, assalamualaikum".
"Walaikumsalam" jawab Edo sembari terus tersenyum menatap paras Nirmala yang begitu anggun & manis.
"Ya Allah, kenapa jantungku berdegup kencang, mungkinkah aku jatuh cinta?, semoga Engkau pertemukan aku kembali dengan Nirmala" gumam Edo dalam hati.
***
Sore itu Edo pulang,sambil celingak-celinguk kanan kiri Edo menuntun vespa kesayangannya diteras rumah.
"Darimana saja kamu? jam segini baru pulang...? kenapa baju kamu kotor & lusuh, kamu habis tawuran lagi ya...!!!!!" tanya pak Sarijan bernada emosi tingkat tinggi.
"Maaf yah,tadi Edo ada ujian praktek & tugas kelompok yah, jadi jam pulangnya agak telat, terus vespa kesayangan Edo juga mogok makanya baju Edo kotor & lusuh yah" jawab Edo berusaha mengelabuhi ayahnya.
"Sudah pandai membual kamu sekarang ya...!!!!, apa pernah ayah mengajarkan kamu untuk pandai berbohong...!!!! lihat ini, kepala sekolah mengirimkan surat panggilan sama ayah tadi siang karena dia melihat kamu tawuran lagi...!!!! sudah berapa kali bapak bilang sama kamu untuk tidak melakukan hal-hal bodoh seperti itu...!!! kamu senang ya mempermalukan ayahmu...? begitu caramu membalas budi sama orang tua...??!!!" pak Sarijan yang naik darah langsung memarahi Edo habis-habisan.
"Maafkan Edo yah, maksud Edo tadi sebenarnya cuma mau nolong, cuma mereka aja yang main keroyok & langsung memukuli Edo, terus teman-temanku datang yah buat nolongin aku" Edo mencoba menjelaskan.
"Alah alasan kamu....!!! pokoknya ayah nggak mau tau, besok kamu sama ayah sama-sama keruangan kepala sekolah.
***
Edo berangkat lebih dulu kesekolah, agar ayahnya tak jadi menemui kepala sekolah hari ini. Sesampai disekolah setelah beberapa jam pelajaran berlangsung tiba-tiba Edo mendapat panggilan untuk segera menghadap kepala sekolah.
"Ayah...., kenapa ayah kesini....?" Edo kaget melihat ayahnya ada diruang kepala sekolah.
"Sudah diam kamu....!!" jawab pak Sarijan.
"Begini pak, anak bapak sudah 3 kali ini melakukan tindakan yang merugikan nama baik sekolah favorit ini dimata masyarakat, dengan berat hati saya memutuskan anak bapak dikeluarkan dari sekolah ini".
"Tolong bapak kasih kesempatan lagi anak saya agar bisa sekolah lagi disini pak" pak Sarijan memohon kepada kepala sekolah.
"sekali lagi saya mohon maaf pak, tetap sekolah ini tidak bisa menerima anak bapak sekolah lagi disini".
"Tolonglah pak, saya akan melakukan apa saja, asal anak saya bisa sekolah lagi disini" pak Sarijan kembali memohon sambil berlutut dihadapan kepala sekolah.
"Jangan lakukan itu ayah" Edo merasa terenyuh mencoba menahan agar ayahnya tidak berlutut dihadapan kepala sekolah.
"Diam kamu, kamu anak bapak satu-satunya yang bapak andalkan & bapak harapkan selama ini, apa jadinya bila kamu sampai putus sekolah"
Rasanya benar seperti teriris hati Edo melihat pengorbanan ayahnya kepadanya, tak terasa air mata Edo pun jatuh melihat pengorbanan ayahnya yang begitu besar padanya, namun kepala sekolah tetap pada keputusannya.
"Ayah maafkan Edo yah, kita pulang bareng ya?" Edo memohon maaf & mengajak ayahnya pulang bersama.
"Kamu sudah mengecewakan ayah Do, sudah ayah bisa pulang sendiri jangan harap kamu bisa mendapat maaf dari ayah" jawab pak Sarijan seraya pergi.
Edo benar-benar menyesal atas segala perbuatannya yang mungkin membuat ayahnya terluka, sekarang dia sadar & tahu bahwa ayahnya begitu sangat menyayanginya & rela mengorbankan harga dirinya didepan kepala sekolah. Tiada henti air mata Edo terus berjatuhan membasahi kedua pipinya.
"Bro, tunggu bro, kamu mau kemana? kamu baik-baik aja kan...?" tanya Deny yang menghampiri Edo.
"Aku dikeluarin dari sekolah bro, aku juga telah melukai hati ayahku yang telah rela berkorban demi aku dihadapan kepala sekolah" jawab Edo sambil menghapus air matanya.
"Wah ini nggak adil bro, kenapa kamu yang harus dikeluarkan, tenang bro kita semua pasti bantu kamu, aku dan teman-teman kita semua akan nyari cara biar kamu nggak dikeluarin dari sekolah ini".
"Terima kasih kawan, aku harus pulang dulu bro, aku mesti minta maaf sama ayahku" Edo melangkah pergi.
Sesampai dirumah Edo memarkir vespa kesayangannya & masuk kedalam.
"Ayah, maafin Edo yah?" melihat keadaan rumah yang sepi Edo mencari ayahnya kedalam kamar, ternyata ayah Edo sudah terbaring ditempat tidur dengan nafas yang tersengal-sengal.
"Ayah....., ayah kenapa....?" tanya Edo, namun tetap pak Sarijan membisu menahan nafasnya yang tidak teratur. Melihat itu Edo langsung bergegas membawa ayahnya kerumah sakit.
Edopun tiada henti berdoa & berharap agar ayahnya baik-baik saja.
"Silahkan kamu tunggu disini nak" kata Dokter pada Edo.
"Tapi saya ingin menemani & melihat kondisi ayah saya Dok?".
"Tidak bisa nak, demi kenyamanan & proses yang baik, silahkan kamu tunggu diluar saja" Dokterpun menutup pintu ruang UGD.
Sekian lama menunggu & dengan hati yang berdebar-debar, Dokterpun membuka pintu kamar UGD, Edopun berlari untuk segera mengetahui bagaimana kondisi ayahnya.
"Gimana Dok keadaan ayah saya?, baik-baik saja kan...? tanya Edo penuh harap.
"Kami mohon maaf nak, Tuhan berkehendak lain, ayah anda tidak dapat kami selamatkan....".
"Tidaaaaaaaaak.........!!!!! Dokter pasti bercanda,,,, ayahku pasti baik-baik saja.... tidak.....tidak mungkin ini terjadi.....!!!! Edo menangis pilu menghampiri jenazah ayahnya.
"Ayah.... mengapa ayah tinggalin Edo sendiri didunia ini....???? belum sempat aku memohon maaf padamu & membalas semua pengorbananmu, ayah bangun ayah.....!!!" Edo menangis keras & memeluk erat jenazah ayahnya, Edo menyesali semua perbuatannya yang mungkin membuat ayahnya kecewa,terluka & meninggal dunia.
"Bersabarlah nak, ini sudah kehendak Illahi" Dokter mencoba menenangkan Edo.
Rasanya betapa hancur Edo hati Edo saat ini,belum sempat Edo meminta maaf pada ayahnya, ayahnya pergi untuk selama-lamanya.
Mampukah Edo bangkit dari keterpurukannya?
Nantikan Selanjutnya.
Bersambung,,,,,
Selengkapnya...