Selasa, 01 Maret 2011

Dibalik Sebuah Topeng Berwajah Dewa part 2

Tak henti-hentinya Bang Ali merenungkan semua kejadian yang menimpanya, usaha toko elektronya yang bertahun-tahun menjadi mata pencahariannya & mampu mencukupi kebutuhan hidup anak & istrinya istri sudah hancur tak tersisa, tak hanya itu bang Ali juga sangat terpukul atas peristiwa tersebut yang sudah merenggut nyawa kedua pegawainya. Sampai saat ini pihak berwajib masih belum bisa mengungkapnya.

"Duch Gusti mengapa engkau berikan hambamu cobaan seberat ini...... Hamba benar-benar tak berdaya sekarang .... apa yang harus aku perbuat....?, Aku sudah tak punya apa-apa lagi........". Bang Ali mengeluhkan kesedihan hatinya sendiri tepat diteras rumah.
"Aku turut berduka cita mas atas kejadian yang menimpa sampean mas.....".
Ahmad berkata kepada Bang Ali,membuyarkan kepiluan hati bang Ali.
"Sudah lama kamu disini mad...? Tumben kamu kesini...? masih ingat sama kakakmu ini.....".
"Sampean ko gitu mas sama aku.... aku kesini ingin sillaturahmi sekaligus mau bantu samean mas untuk keluar dari masalah ini, kalau memang kehadiranku ini membuatmu merasa terganggu sebaiknya aku pamit wae mas.....". Ahmad yang sedikit merasa terabaikan mengambil langkah untuk pergi.
"Tunggu, memangnya kamu ingin ngomong apa mad.....?". Bang Ali menahan langkah Ahmad,membuka perbincangan kembali.
"Begini mas,aku ingin samean itu bangkit mas, tidak hanya berpaku tangan seperti ini,,,,,,,".
"Memangnya apa yang bisa kuperbuat lagi mad.....? aku sudah tak punya apa-apa lagi.....".Bang Ali menyela pembicaraan ahmad yang belum rampung.
"Ya mbok didengerin dulu tho mas aku bicara..... Aku kan belum selesai ngomong mas..... Begini mas aku punya teman seorang yang kaya mas.... mas bisa aku bantu untuk dapetin uang pinjaman dari temenku itu......" Aku tahu mas pasti butuh uang buat modal untuk usaha lagi....".
"Apa bisaku percaya omongan kamu itu mad.....? memangnya mudah dapetin modal untuk usahaku yang butuh modal banyak.....?".
"Mas kan masih punya rumah ini yang bisa samean buat jaminan untuk meminjam modal sama temanku itu mas..... kalau cuma 500 juta aku yakin pasti bisa temanku ngasih pinjaman buat sampean....".
"Wah gimana mad.... rumah ini adalah hasil kerja kerasku dengan istriku, biar nanti aku fikirkan dulu sama istriku mad.....".
"Baiklah kalau begitu mas, aku harap mas cepat kasih aku kabar secepatnya jika memang mas ingin pinjaman uang itu...".
"Baiklah... nanti secepatnya aku kabari kalau memang kurasa perlu uang pinjaman itu....".
"Kalau begitu aku pamit dulu mas..... aku masih ada acara sama temanku.

Usai pembicaraan itu bang Ali masuk kedalam rumahya. Diruang tamu tak habis-habisnya bang Ali memikirkan tawaran dari Ahmad,ada perang batin yang bang Ali rasakan,rumahnya yang merupakaqn hasil jerih payahnya bertahun-tahun haruskah ia buat jaminan untuk pinjaman modal atau tetap monoton diam begitu saja meratapi nasib & tragedi yang malang itu.

"Ayah melamun lagi.....?". Istri bang Ali membuyarkan konflik batin yang bang Ali rasakan.
"Astagfirullah hal adzim........", Bang Ali menghela nafas panjang.
"Memangnya ayah mikirin apa lagi...? sudahlah ayah tidak perlu memikirkan peristiwa itu lagi......".
"Iya ma,ayah sudah mengikhlaskan kejadian itu..... yang ayah sedang fikirkan saat ini adalah tawaran dari Ahmad pada ayah tadi.....".
"Memangnya Ahmad tadi kesini yah...? kenapa tidak ayah suruh masuk...? memangya dia nawarin apa sama ayah...?".
"Iya ayah ajak dia ngobrol diteras ma, begini ma, dia punya teman yang bisa kasih ayah modal, pakai jaminan sertifikat rumah ini..... sebenarnya ayah memang butuh uang buat modal usaha lagi..... tapi ayah berat banget rasanya, rumah ini kan hasil jerih payah kita ma,,,,,".
"Memangnya ayah butuh berapa banyak uangnya...? sampai-sampai sertifikat rumah buat jaminan.....??????".
"Ayah ingin memulai lagi usaha toko elektro mungkin ayah butuh uang sekitar 500 juta untuk modal awal usaha itu ma.....".
"Kenapa Ayah berfikir sejauh itu tidakkah kita mulai lagi usah kita mulai dari nol lagi..... ingat yah jangan terlalu ambisi, usaha itu kan pasang surut, apa kita sanggup membayar yang pinjaman yang begitu besar jumlahnya?.
"Mau bagaimana lagi ma,,,, kita sudah tidak punya apa-apa lagi cuma batu loncatan ayah agar kondisi ekonomi rumah tangga kita pulih kembali,,,, ayah merasa berdosa ma terus-terusan melalaikan kewajiban menafkahi mama& anak-anak".
"Kalau memang tekad ayah sudah bulat, silahkan ayah ambil keputusan itu mama akan selalu mendukung apa yang terbaik buat kita yah....." .

Keesokan harinya Bang Ali langsung menghubungi Ahmad, diapun datang dan langsung mengajak bang Ali bertemu dengan temannya.

"Selamat pagi boss....". Ahmad membuka pembicaraan dengan Rifai,temannya yang bisa memberi pinjaman modal.
"Kamu mad...? Ngapain lagi kamu kesini Mad....?".
"Begini..... aku kesini karena ingin mengantarkan saudaraku yang kini lagi butuh modal buat usaha...... nggak banyak kok boss cuma 500 juta.....".
"Apa ...? uang segitu kamu bilang nggak banyak...? emang dia punya jaminan apa...?".
"Ini jaminannya boss sertifikat rumah yang nilainya hampir 1 milyar...... gimana....? bisa bosss...?"
"Oke aku terima..... Tapi ingat ya mad.... 10% bunganya & harus bayar tepat waktu kalau sampai telat-telat atau nggak sanggup lunasin rumah itu jadi milikku......".
"Beres bos samean ndak usah khawatir.... kakakku ini orang yang bisa dipercaya boss.....".
"Ini hitung sendiri uangnya,,,,,". Rifai menyerahkan koper hitam kepada Ahmad.
"Saya percaya sama sampean kok boss jadi nggak perlu......".
Ahmad menerima koper itu seraya bergegas pergi bersama bang Ali. Naas bagi mereka tiba-tiba ditengah perjalanan melewati jalanan yang sepi,mereka dihadang kawanan perampok yang bertopeng dengan membawa pistol.

"Hei.....!!!! Berhenti kalian atau kutembak kepala kalian......!!!!!!!". kawanan perampok itu mengancam & menodongkan pistol kewajah bang Ali. Mereka yang ketakutan berhenti dipinggir jalan.
"Jangan sakiti kami pak,,,,,,". Bang Ali berkata kepada salah satu perampok itu.
"Kami tidak akan menyakiti kalian..... asal kalian serahkan koper yang berisi uang itu kepada kami....!!!!.
"Jangan pak kami sedang membutuhkan uang ini......". Bang Ali menimpali perampok itu.
"Oh rupanya kamu bener-bener bosen hidup ya......!!!!!!. Kawanan perampok itu langsung menghardik bang Ali & Ahmad. Merekapun tak berdaya melawan kawanan perampok itu. Kawanan perampok berhasil menggasak koper bang Ali & langsung meninggalkan mereka dalam kondisi yang menyedihkan.


BERSAMBUNG

Lanjutkan

7 komentar:

  1. salam sahabat
    jadi lebih ahu siapa yang dimaksud dari dibalik sebuah topeng tersebut terima kasih informasinya

    BalasHapus
  2. salam sahabat,,,,,hehehehhe kalo mbak g usah ditanya lagi jelas bisa dengan mudah baca alur cerita.......hihihihihi

    BalasHapus
  3. Kesian banget, moga-moga terselesaikan deh... Terserah pengarangnya yah...

    BalasHapus
  4. Wuih, tulisane dowo reeek, hehe..

    BalasHapus
  5. weleh...kasian Bang Ali dech, sudah jatuh tertimpa tangga pula.....:(

    BalasHapus
  6. lanjutin mas ceritanya, biar seru ^_^, salam kenal

    salam persohiblogan ^_^

    BalasHapus
  7. Mbak Ami@ ya mbak semoga tar bisa rilis endingnya......

    Mas Bro@ hehehe

    Mbak iffa hoet@ Klimaksnya ketika bang Ali dihadapkan banyak masalah mbak.....

    Auraman@ Terima kasih mas support & kunjungannya.......

    BalasHapus

Berkata jangan terbata-bata
Bertutur jangan ngelantur
Bicara nggak pake spam ya
Bukan mengatur, budayakan berbudi luhur