Senin, 28 Maret 2011

Arti Sebuah Kehilangan

Sebelumnya Disini

Edo terus melaju kencang dengan vespanya bersama Nirmala, mereka dengan begitu senangnya menyusuri jalanan kota tanpa terasa mereka sudah sampai dirumah Nirmala.

"Mas, didepan ada belokan berhenti disitu ya mas" Nirmala membuka pembicaraan setelah lama terpaku.
"Kenapa berhenti disini, aku kan pengen tahu rumah kamu, jangan panggil mas dong, panggil Edo saja,kita kan sama usianya" jawab Edo sambil menebar senyuman manis pada Nirmala.

"Nggak usah mas, eh maksudku Edo, nggak usah wes, biar aku turun sini saja, nggak enak sama tanteku".
"Ya udah, kapan-kapan kita bisa ketemu lagi kan?" tanya Edo penuh harap.
"Insyaallah semoga kita bisa bertemu kembali, ya udah mas aku masuk dulu ya, assalamualaikum".
"Walaikumsalam" jawab Edo sembari terus tersenyum menatap paras Nirmala yang begitu anggun & manis.
"Ya Allah, kenapa jantungku berdegup kencang, mungkinkah aku jatuh cinta?, semoga Engkau pertemukan aku kembali dengan Nirmala" gumam Edo dalam hati.

***
Sore itu Edo pulang,sambil celingak-celinguk kanan kiri Edo menuntun vespa kesayangannya diteras rumah.
"Darimana saja kamu? jam segini baru pulang...? kenapa baju kamu kotor & lusuh, kamu habis tawuran lagi ya...!!!!!" tanya pak Sarijan bernada emosi tingkat tinggi.
"Maaf yah,tadi Edo ada ujian praktek & tugas kelompok yah, jadi jam pulangnya agak telat, terus vespa kesayangan Edo juga mogok makanya baju Edo kotor & lusuh yah" jawab Edo berusaha mengelabuhi ayahnya.

"Sudah pandai membual kamu sekarang ya...!!!!, apa pernah ayah mengajarkan kamu untuk pandai berbohong...!!!! lihat ini, kepala sekolah mengirimkan surat panggilan sama ayah tadi siang karena dia melihat kamu tawuran lagi...!!!! sudah berapa kali bapak bilang sama kamu untuk tidak melakukan hal-hal bodoh seperti itu...!!! kamu senang ya mempermalukan ayahmu...? begitu caramu membalas budi sama orang tua...??!!!" pak Sarijan yang naik darah langsung memarahi Edo habis-habisan.
"Maafkan Edo yah, maksud Edo tadi sebenarnya cuma mau nolong, cuma mereka aja yang main keroyok & langsung memukuli Edo, terus teman-temanku datang yah buat nolongin aku" Edo mencoba menjelaskan.

"Alah alasan kamu....!!! pokoknya ayah nggak mau tau, besok kamu sama ayah sama-sama keruangan kepala sekolah.

***
Edo berangkat lebih dulu kesekolah, agar ayahnya tak jadi menemui kepala sekolah hari ini. Sesampai disekolah setelah beberapa jam pelajaran berlangsung tiba-tiba Edo mendapat panggilan untuk segera menghadap kepala sekolah.

"Ayah...., kenapa ayah kesini....?" Edo kaget melihat ayahnya ada diruang kepala sekolah.
"Sudah diam kamu....!!" jawab pak Sarijan.

"Begini pak, anak bapak sudah 3 kali ini melakukan tindakan yang merugikan nama baik sekolah favorit ini dimata masyarakat, dengan berat hati saya memutuskan anak bapak dikeluarkan dari sekolah ini".
"Tolong bapak kasih kesempatan lagi anak saya agar bisa sekolah lagi disini pak" pak Sarijan memohon kepada kepala sekolah.

"sekali lagi saya mohon maaf pak, tetap sekolah ini tidak bisa menerima anak bapak sekolah lagi disini".
"Tolonglah pak, saya akan melakukan apa saja, asal anak saya bisa sekolah lagi disini" pak Sarijan kembali memohon sambil berlutut dihadapan kepala sekolah.
"Jangan lakukan itu ayah" Edo merasa terenyuh mencoba menahan agar ayahnya tidak berlutut dihadapan kepala sekolah.

"Diam kamu, kamu anak bapak satu-satunya yang bapak andalkan & bapak harapkan selama ini, apa jadinya bila kamu sampai putus sekolah"

Rasanya benar seperti teriris hati Edo melihat pengorbanan ayahnya kepadanya, tak terasa air mata Edo pun jatuh melihat pengorbanan ayahnya yang begitu besar padanya, namun kepala sekolah tetap pada keputusannya.

"Ayah maafkan Edo yah, kita pulang bareng ya?" Edo memohon maaf & mengajak ayahnya pulang bersama.
"Kamu sudah mengecewakan ayah Do, sudah ayah bisa pulang sendiri jangan harap kamu bisa mendapat maaf dari ayah" jawab pak Sarijan seraya pergi.

Edo benar-benar menyesal atas segala perbuatannya yang mungkin membuat ayahnya terluka, sekarang dia sadar & tahu bahwa ayahnya begitu sangat menyayanginya & rela mengorbankan harga dirinya didepan kepala sekolah. Tiada henti air mata Edo terus berjatuhan membasahi kedua pipinya.

"Bro, tunggu bro, kamu mau kemana? kamu baik-baik aja kan...?" tanya Deny yang menghampiri Edo.
"Aku dikeluarin dari sekolah bro, aku juga telah melukai hati ayahku yang telah rela berkorban demi aku dihadapan kepala sekolah" jawab Edo sambil menghapus air matanya.
"Wah ini nggak adil bro, kenapa kamu yang harus dikeluarkan, tenang bro kita semua pasti bantu kamu, aku dan teman-teman kita semua akan nyari cara biar kamu nggak dikeluarin dari sekolah ini".

"Terima kasih kawan, aku harus pulang dulu bro, aku mesti minta maaf sama ayahku" Edo melangkah pergi.

Sesampai dirumah Edo memarkir vespa kesayangannya & masuk kedalam.

"Ayah, maafin Edo yah?" melihat keadaan rumah yang sepi Edo mencari ayahnya kedalam kamar, ternyata ayah Edo sudah terbaring ditempat tidur dengan nafas yang tersengal-sengal.

"Ayah....., ayah kenapa....?" tanya Edo, namun tetap pak Sarijan membisu menahan nafasnya yang tidak teratur. Melihat itu Edo langsung bergegas membawa ayahnya kerumah sakit.

Edopun tiada henti berdoa & berharap agar ayahnya baik-baik saja.
"Silahkan kamu tunggu disini nak" kata Dokter pada Edo.
"Tapi saya ingin menemani & melihat kondisi ayah saya Dok?".
"Tidak bisa nak, demi kenyamanan & proses yang baik, silahkan kamu tunggu diluar saja" Dokterpun menutup pintu ruang UGD.

Sekian lama menunggu & dengan hati yang berdebar-debar, Dokterpun membuka pintu kamar UGD, Edopun berlari untuk segera mengetahui bagaimana kondisi ayahnya.

"Gimana Dok keadaan ayah saya?, baik-baik saja kan...? tanya Edo penuh harap.
"Kami mohon maaf nak, Tuhan berkehendak lain, ayah anda tidak dapat kami selamatkan....".
"Tidaaaaaaaaak.........!!!!! Dokter pasti bercanda,,,, ayahku pasti baik-baik saja.... tidak.....tidak mungkin ini terjadi.....!!!! Edo menangis pilu menghampiri jenazah ayahnya.

"Ayah.... mengapa ayah tinggalin Edo sendiri didunia ini....???? belum sempat aku memohon maaf padamu & membalas semua pengorbananmu, ayah bangun ayah.....!!!" Edo menangis keras & memeluk erat jenazah ayahnya, Edo menyesali semua perbuatannya yang mungkin membuat ayahnya kecewa,terluka & meninggal dunia.
"Bersabarlah nak, ini sudah kehendak Illahi" Dokter mencoba menenangkan Edo.

Rasanya betapa hancur Edo hati Edo saat ini,belum sempat Edo meminta maaf pada ayahnya, ayahnya pergi untuk selama-lamanya.




Mampukah Edo bangkit dari keterpurukannya?

Nantikan Selanjutnya.

Bersambung,,,,,


46 komentar:

  1. lapor..! kapan hari korek Tokaiku ilang... apa bukan dikau yang ambil hehehe

    BalasHapus
  2. Brade lozz@ masyaallah ....hehehehe ente kan tahu sam koreknya tak taruh dimeja deketnya LCD, ana gak gowo sam tenan iki....hehehehehe

    BalasHapus
  3. wah, sobat penulis cerbung yah??
    mantab deh klo gitu..
    :D

    BalasHapus
  4. Agung A. Kusuma@ sepertimya karakter saya dalam blogger memang menulis fiksi mas.....hehehehe

    Aina@ jangan nangis mbak ini klimaks pertengahan, endingnya segera mbk....hehehehe tunggu ja....

    BalasHapus
  5. hmmm...


    *penasaran ama kelanjutan ceritanya

    BalasHapus
  6. wah,salut ..udah 2 postingan dalam 1 hari,mana ceritanya bagus2..wah2...

    BalasHapus
  7. Ga nyangka ceritanya seperti ini, bersambung lagi ya ka..
    Doa anak kepada orang tua adalah yang terbaik

    BalasHapus
  8. terenyuh juga baca ceritanya, coba menyelami menjadi pribadi edo betapa menyesalnya saya hehehe... Okay di tunggu cerita lanjutanya!

    BalasHapus
  9. Kunjung Bro

    sekolah gak boleh semena-mena, krn sekolah bukan lembaga peradilan tapi pendidikan, kecuali klo orang tua yg meminta mengundurkan diri anaknya karena malu. Atau proses sudah berjalan

    huhh menyesal benar si Edo, apa kelanjutannya ya ?

    BalasHapus
  10. kunjungan pertama Mas

    Kasihan Edo, suruh ke saya mas
    saya mau jadi guru matematika Edo dan Nirmala

    BalasHapus
  11. ceritanya semakin menarik...mengharu biru.....

    BalasHapus
  12. Bundamahes@ hehehe segera rilis bunda.....

    I-one@ nyelesaiin sedikit tanggungan yang terbengkalai sobat.....

    Zahra@ iYa mbak Zahra.... tar ending nya dalam proses.....

    Yayack@ benar sekali.... segera rilis mas....

    BalasHapus
  13. Nyah MMS@ namanya juga cerita mas....hehehehe

    Info Math@ hehehehe tar saya calling dulu....

    Iffa Hoet@ terima kasih mbak....

    Ajeng@ hehehehe semoga saja....

    BalasHapus
  14. ceritanya bagus sekali, ....
    baru baca judulnya, aku udah ngerasakan kesedihan itu, ngerasakan banget,sedihnya kehilangan yg sangat berarti.

    BalasHapus
  15. Terima kasih mbak Sukma...... betul mbak apalagi ita dalam posisi yang salah seperti Edo....

    BalasHapus
  16. yang ini kenapa gak di ikutin kontes .. ?
    bagus lho ..
    coba kirim ke redaksi majalah

    BalasHapus
  17. rasa kehilangan pasti perlahan akan menghilang, tapi kenangan akan selalu ada.. aku yakin edo pasti bisa bangkit dari keterpurukannya hehe..

    BalasHapus
  18. Hoedz@ emang ada ya mas redaksi majalah yang mau ama cerbungku ini.....?hehehehe sebenarnya kemarin aku mau ikut kecubung 3 warna, tapi aku masuk persyaratan karena blogku terlalu muda untuk ikut kompetisi itu.....

    Sukadi@ hehehehe terima kasih bang Sukadi kujungan baliknya....

    BalasHapus
  19. pernah disuatu malam, dapat sms dari nomor tak dikenal. ketika ditanya, sang peng-sms menjawab "edo", edo yg inikah? :D

    BalasHapus
  20. cerita yg mengharukan namun sungguh bagus bnget
    kutunggu kelanjutanya ...
    Kehilangan memang sangat membingungkan...

    BalasHapus
  21. Anisaayu@terima kasih mbak segera rilis.....

    BalasHapus
  22. penyesalan memang selalu terjadi belakangan ya, akan lebih baik bila sebelum mengambil keputusan benar2 dipikirkan efeknya...jadi penasaran kelanjutannya..

    BalasHapus
  23. Doooh kasian Edo, semoga dia lekas bangun dari keterpurukannya.

    Salam...

    BalasHapus
  24. maaf gan,,, baru bisa kunjung balik ke sini....

    ceritanya menarik juga nih, aku tunggu sambungannya ya :P

    BalasHapus
  25. Wits@Betul mbak wits..... segera..

    Mood@ Slam terima kasih bang mood...

    Srikandi hati@ gak papa mbak..... terima kasih mbak...segera....

    BalasHapus
  26. Bagus ceritanya sayangnya saya enggak suka sad ending..

    BalasHapus
  27. Hampir menangis... .
    eh ceritanya bersambung... .
    cerinya menyentuh. meskipun di episode ini sad ending, saya yakin edo akan tetap bisa bangkit, untuk mewujudkan apa yg ayahnya cita2kan dan juga untuk mengobati kekecewaan ayahnya padanya... .(harapan)hihihi

    BalasHapus
  28. ceritanya bagus, ditunggu sambungannya mas....:D

    BalasHapus
  29. Giewahyudi@ ini belum endingnya,,,

    Mauna@ terima kasih mbak mauna... segera rilis....


    Lily@ terima kasih mbak lily... segera rilis...

    BalasHapus
  30. kau tak 'kan pernah merasa kehilangan jika kau tak pernah merasa kesepian

    BalasHapus
  31. ceritanya sedih :(

    ditunggu kelanjutannya... :)

    BalasHapus
  32. John Terro@ betul sekali juragan......


    Yhantee@ iya mbak jangan nagis lho ya...hehehehe
    Segera rilis.......

    BalasHapus
  33. aharin cara nulis dong..........heheh
    salam

    BalasHapus
  34. hiksss.... huhuhuhuhuhu.... (ada tisu ga? nangis gw seember nih)

    ceritanya bagus...

    BalasHapus
  35. Kezedot@ aku juga lagi belajar....hehehehehe salam balik mas......

    Noel loebis@ hehehehe waduh jangan sedih mas..... makasih mas

    BalasHapus
  36. Mantap gan, oke ditunggu cerita selanjutnya :D

    BalasHapus
  37. Terima kasih gan... segera gan.....

    BalasHapus
  38. sedih :( kasihan si Edo pasti menyesal banget dalem hatinya :D

    BalasHapus
  39. ayo bangkit!!! semangat donk...
    bersambung ya...?ditunggu sambungannya

    BalasHapus
  40. Corat-coret@ sepertinya begitu,,,, tapi ini belum ending mbak

    Penghuni 60@ iya mas.... segera...

    BalasHapus
  41. Membaca kisah ini hati rasanya ikut larut dalam kesedihan. Nasi sudah menjadi bubur. Tidak mungkin untuk kembali lagi. Semoga kisah ini dapat diambil hikmahnya utamanya bagi generasi muda penerus cita-cita bangsa dan negara. Generasi muda yang trengginas, taat kepada orang tua, menghormati gurunya, giat mencari ilmu, dan menghindari perbuatan yang negatif. Hidup memang penuh cobaan dan ujian. Banyak rintangan, halangan dan gelombang menerpa. Banyak yang tenggelam dan terpuruk. Hanya sebagian saja yang betul-betul sukses dalam hidup ini.

    BalasHapus
  42. Amien... terima kasih mas Herdoni,,,, nasehat dari mas semoga yang lain juga ikut mendengarkan & mengambil hikmahnya,,,,,,,,

    BalasHapus
  43. Baca cerita ini jadi ikut sedih... akan begini kah rasanya kehilangan orangtua...? semoga kita nggak akan punya rasa penyesalan jika suatu perpisahan terjadi... Amin...

    BalasHapus

Berkata jangan terbata-bata
Bertutur jangan ngelantur
Bicara nggak pake spam ya
Bukan mengatur, budayakan berbudi luhur