Kamis, 12 Mei 2011

Buah Jatuh Tak Jauh dari Pohonnya

Disebuah desa terdapat 2 keluarga dimana kehidupan mereka sangat jauh berbeda. Keluarga yang pertama mempunyai kehidupan yang serba kekurangan,dari segi ekonomi & materi mereka hampir tidak memiliki sesuatu yang lebih yang mungkin dimata manusia itu sangat membanggakan. Namun keluarga ini sangat berjuang keras melawan kemiskinan, tiada henti mereka berusaha,bekerja & berdoa untuk merubah nasibnya. Keluarga ini memiliki anak laki-laki, mereka sangat berhati-hati dalam mendidik anaknya, berbagai bekal ilmu agama,pengetahuan & pendidikan formal mereka berikan kepada anaknya. Suatu hari sang Istri keluarga ini bertanya kepada suaminya,

"Kenapa tho pak, kita mesti memberikan bekal kepada kepada anak kita, bukankah anak dari seorang kuli & buruh seperti kita pada akhirnya akan menjadi pekerja seperti kita...? ibarat buah jatuh tak jauh dari pohonnya" ujar sang istri kepada suaminya.

Dengan lembut sang suami menjawab,"Bu, meski kita serba kekurangan, kita mesti berjuang melawan semua ini & berharap akan ada perubahan kelak dikeluarga kita, andaikata kita belum mendapatkan hasil dari semua kerja keras kita paling tidak masa depan anak kita nanti yang akan menerima perubahan itu, itu kan untuk buah yang tidak bisa berfikir bu, lha kita kan manusia bu....., yang dianugerahi akal & fikiran dan mesti kita gunakan sebaik-baiknya".

Sang istri pun mengerti,mereka pun semakin giat bekerja untuk biaya pendidikan anaknya.


Keluarga yang kedua, keluarga ini sangat jauh berbeda dari keluarga yang pertama, mereka memiliki kekayaan & harta yang melimpah dari segi ekonomi mereka jelas tidak akan kekurangan apapun. Mereka juga memiliki anak laki-laki, namun disini mereka sepertinya tidak begitu peduli dengan pendidikan karena mereka berkeyakinan bahwa kekayaan mereka tidak akan pernah habis & anak orang kaya akan tetap jadi orang kaya. Mereka membiarkan anaknya berbuat sesuka hati & menuruti keinginan anaknya yang sangat tidak penting.





Beberapa tahun kemudian anak laki-laki dari keluarga pertama berkat kerja keras, doa sang ayah & ibu dalam mendidik & mengarahkan anak, ternyata anaknya telah berhasil mendapatkan ilmu & merubah nasib kemiskinannya,kini menjadi seorang dokter berkat ilmu & pendidikan yang telah lama ia perjuangkan dengan penuh tawadhu.

Sedangkan keluarga yang kedua, mereka harus menelan kepahitan karena mereka sama sekali tidak memberikan bekal ilmu kepada anaknya. Akhirnya mereka jatuh miskin karena kelakuan anaknya yang terus berfoya-foya menguras harta karena keyakinannya bahwa ia akan tetap jadi orang kaya seperti orang tuanya.

Kira-kira temen-temen setuju gak dengan pepatah Buah jatuh tak jauh dari pohonnya....? Dimana misalkan kita anak seorang guru sudah pasti akan jadi guru.... anak maling pasti kelakuannya seperti bapaknya yang juga maling......?

mari kita sharing bareng ya.....

Salam Hangat "Tetap Semangat Jalin Sahabat"


25 komentar:

  1. Tulisan cerpennya mulai mengalir lagi ya...

    BalasHapus
  2. peribahasa itu bisa juga betul menurut saya,
    karena aktor lingkungan pertama seorang anak adalah orang tuanya, bagaimana aktor tersebut bertindak sehari2nya akan ditiru oleh anak tersebut, misalnya apabila orang tuanya pekerja keras maka anaknya pun terbiasa bekerja keras, jadi saya melihatnya dari segi tindakan bukan predikat yang ada pada orang tuanya..

    jadi, tak heran anak miskin tersebut berhasil karena kerja keras, karena ayahnya juga begitu (sikap anak tak jauh dari sikap ayahnya yang suka bekerja keras)..

    :)

    BalasHapus
  3. mungkin untuk beberapa sifat memang suka gitu hehe soalnya kan ada sifat genetik alias turunan, atau bisa juga dari wajah yang suka mirik ke si ibu atau si bapak :D tapi kalau untuk nasib kayanya enggak gitu deh siapa saja bs merubahnya kalau kita mau berusaha dan berdo'a betul?

    BalasHapus
  4. Relatif sih, Ms..
    Ada politikus, anaknya juga ikut jadi politikus..
    Ada artis, anaknya juga ikut jadi artis..
    Tapi ada insinyur, anaknya malah jadi dokter..
    Ada juga guru, anaknya malah jadi penyanyi..

    Jadi, semua tergantung sama kemauan masing-masing..
    Dan kemauan bisa dibentuk oleh lingkungan atau dari orangtua..
    Itu menurutku lho..

    BalasHapus
  5. asswrwb... jaman sekarang tergantung dr cara mendidik anaknya, bila ditanamkan kebaikan, dan pantang meyerah, insyaAllah akan menjadi pribadi yg tangguh dan berbudi pekerti. Yg jelas sbg orang tua, kita hrs melakukan yg terbaik utk anak kita, semoga Allah membri kemudahan dan selalu melimpahkan kasih sayangNYA pada kita dan anak2 kita....Amin.

    BalasHapus
  6. Menurut saya, pribahasa " Buah jatuh tak jauh dari pohon nya " adalah menyatakan sifat seseorang yang sudah terjadi yang sama persis seperti sifat dari ortunya, sifat tersebut ada yg baik dan ada yg buruk, nah menurut saya pada cerita keluarga pertama itu jauh hubungan nya dengan pribahasa "Buah tak jauh dari pohon nya " dan begitu juga keluarga yg kedua.kita lebih seriang mendengar bila sang anak Mencuri maka orang akan mengatakan " buah jatuh tak jauh dari pohon nya " yg mana artinya dulu ortu si anak ketika seumuran si anak tsbt juga melakukan hal yg sama..sementara cerita keluarga pertama adalh suatu pesan yang menyatakan " tuntulah ilmu dari buaian sampe ke liang kubur "

    BalasHapus
  7. Peribahasa itu ada benarnya loh sob.

    itu keluarga miskin namun ortunya berfikir maju akhirnya anaknya juga berfikir maju.

    keluarga kaya ortunya hanya mengandalkan harta, akhirnya anaknya juga bertumpu pada harta saja tanpa tahu mengelolanya.

    jadi maksud peribahasa itu mungkin "universal", bukan hanya sebutan miskin, maling ato dsb tapi juga cara berfikir seseorang.

    Btw, postingan bagus.., menggugah semangat bahwa tak ada sesuatu yang tak bisa dirubah jika kita punya keyakinan dan semangat juang.

    BalasHapus
  8. Ya tidak s7 karena 'tidak akan berubah suatu kaum kecuali dia yg merubahnya' hehe

    BalasHapus
  9. hmmmmm banyak artinya.... dan kita kembalikan kemasing2 pribadi... ^_^

    BalasHapus
  10. benar sekali mas, buah ga mungkin jauh jatuhnya, kalau jauh2 kasian tukang buah ngambilinya :D

    BalasHapus
  11. Dalam artian yang lebih luas mungkin ada benarnya juga pepatah itu, dalam artian beberapa sifat orang tua mungkin ada yang menurun ke anaknya.
    Namun, dalam artian yang sedikit sempit, mungkin tak tepat juga pepatah tersebut. Msalkan saja, bapaknya maling belum tentu anaknya maling, bapaknya guru belum tentu anaknya guru. Kecuali, dari kecil sudah diajari maling, mungkin besarnya juga jadi maling.
    Jadi, menurutku semua tergantung didikan orang tua mau pun lingkungan. :)

    BalasHapus
  12. Tergantung dari keinginan & bakat sang anak serta didikan & pengarahan ortu yg benar agar bisa menjadi sukses :)

    BalasHapus
  13. setujulah, pepatah itu ada kan buat jadi pengingat :)
    tapi menurut saya, maksud dari pepatah itu bukan pada jabatan yaaa lebih pada sifat, karakter.

    jadi tidak bisa mengukur dari materi, misal ortu miskin anak ya pasti miskin, lebih kepada pola pikir menurut saya sih.

    BalasHapus
  14. "Buah jatuh tak jauh dari pohonnya" di liat dari sisi mana dulu nih? Sifat-karakter atau bidang pekerjaan. kalo yg pertama mungikin beda, karena sifat manusia bergamkan kan. ada yang bapaknya pemabuk, anaknya soleh. gak mungkin kan dunia di isi sama yang baik2 semua atau buruk2 semua. kalo yg kedua bisa aja sama, contohnya bapaknya presiden anaknya terjun di dunia yang sama. tapi semuanya balik lagi ke didikan dan pola fikir si anak dan orang tuanya juga. hehe aku anak kecil sok tau deh...

    BalasHapus
  15. emang betul gan buah jatuh tak jauh dari pohonnya tapi ga semuanya

    BalasHapus
  16. Saya setuju yang ini

    " itu kan untuk buah yang tidak bisa berfikir bu "

    BalasHapus
  17. Buah jatuh tidak selamanya dekat dari pohonnya.

    Pohon berada di lereng sunga, buah jatuh hanyut terbawa air sungai.

    BalasHapus
  18. mngkn klo buah jatuh tak jauh dari pohonnya gak semuanya bener. tp biasanya ada sifat yg menurun dari orangtuanya. entah itu yang baik ato buruk. oleh karena itu,sbg orangtua hrs pandai2 mendidik dan mengarahkn anak kita. btw, aku dh bikin postingan utk give away mas. bs cek di http://www.intanainie.com/2011/05/semarak-give-away/ tq.............

    BalasHapus
  19. setuju banget dengan slogan itu. meskipun tidak selamanya 100% benar dan tepat.
    tapi... anak kan HANYA mencontoh orang tuanya.
    sejak kecil anak melihat bagaimana orangtuanya bekerjaaa, jadi pasti tau seluk beluk pekerjaan orang tuanya kan??
    begitu juga sifat, bisa jadi..... sifat anak tak jauh beda pula dengan orangtuanya karena sejak kecil yang dilihat kan orang tua.

    BalasHapus
  20. buah jatuh tak jauh dari pohonnyaa...
    salah satu contohnya bisa dilihat di postingannya Dija, Om..
    hihihihihiii

    BalasHapus
  21. Bay... gara2 kejadian kemarin komen2nya ada yg hilang juga yah...?

    btw, udah pengen komen disini dari kemaren... gak laaah... nggak ada yg namanya bapak jd apa, anaknya dah pasti ngikutin... semuanya jg hrs usaha dari nol... sepertinya yg sukses spt itu yah :-D

    BalasHapus
  22. mungkin juga bener,,,, karena yang namanya orang tua biasanya nularin keahlian yang dimiliki pada anak... tiap hari si anak juga ngeliat sifat orang tuanya, jadi dia pun meniru ato istilahnya imitasi lah....
    tapi aku yakin gak ada pencuri yang ingin anaknya jadi pencuri juga....

    BalasHapus
  23. buah jatuh takjauh dari pohonnya ..... kalo buah kelapa di pinggir pantai gimana...???? hhehee... becanda, mas.
    Ilmu adalah harta yang tak akan habis walau telah dipakai berkali-kali ...

    BalasHapus
  24. kyknya setuju jg nih....."percaya gak percaya"
    kel suami ku meski semuanya sarjana S1/ada S2 di luar tapi rata2 mereka semua ikut berdagang seperti Ortunya..dan abangku dokter dan istrinya jg dokter..hehe sekarang anak mereka juga dokter......

    BalasHapus
  25. Buah jatuh tergantung letak pohonnya, kalu ditepi jurang or pinggir pantai, buah jatuhnya bisa berkelana dong....artinya selain faktor genetik kedua orangtua, pertumbuhan anak juga banyak dipengaruhi lingkungannya.
    Btw, jadi inget ungkapan bahwa IMAN TAK DAPAT DITURUNKAN dari seorang Ayah yang bertaqwa...ini prinsip Broo....Meski Nabi Ibrahim punya Ismail dan Ishaq yang sholeh tapi kita juga harus ingat kisah Nabi Nuh bukan? Atau bagaimana cerita anak-anak Nabi Ayyub?
    Begitulah....memang mau jadi apa anak-anak kita yang terlahir fitrah sangat tergantung bagaimana kita mendidiknya, tapi kita tak boleh lupa ada peran lingkungan juga yang mempengaruhinya.

    BalasHapus

Berkata jangan terbata-bata
Bertutur jangan ngelantur
Bicara nggak pake spam ya
Bukan mengatur, budayakan berbudi luhur