Senin, 21 Februari 2011

Surti

Pagi yang cerah itu terlihat seorang keluarga sedang menikmati sarapan sambil berbincang-bincang dengan kedua anaknya.

''Kenapa tak kau habiskan nasimu Surti...?'' ibu jamilah seraya berkata kepada putri sulungnya.
''Aku sudah bosan mak, setiap hari kita sarapan dengan tempe kalau g gitu tahu sama sambel,apalagi kalo sudah kepepet singkong & ubi rebus jadi menu andalan kita setiap hari''. Surti memberi jawaban yang membuat orang tuanya sangat merasa terpukul.

''Kenapa kau berkata seperti itu nak,bukankah ibu selalu mengajari kamu untuk selalu mensyukuri segala nikmat yang Allah Swt berikan kepada kita, masih beruntung nak kita hari ini bisa menikmati makanan seperti ini diluar sana masih banyak tentunya yang nasibnya tak sebruntung kita hari ini''. ibu Jamilah memberikan nasehat kepada Surti
''Iya mak, Tapi mau sampai kapan kita hidup begini terus mak....!!!!!?? Apa kita akan terus-terusan bergelut dengan hidup serba kekurangan seperti ini sampai kita tua bahkan sampai kita mati mak...? Aku sudah benar-benar muak & bosan mak hidup seperti ini...!!!?? Surti menjawab dengan nada kasar kepada ibunya
 ''Stop.....!!!!, kakak sudah keterlaluan,tidakkah kakak berfikir panjang sebelum berkata seperti itu''  Sholeh adik Surti berkata lantang mendengar kata-kata Surti yang tak pantas di ucapkan kepada ibunya.
''Astagfirullah nduk.... Eling nduk jangan kamu turuti emosi & hawa nafsumu yang akan hanya menjerumuskanmu, ibu tetap mensyukuri semua keadaan kita saat ini,ibu juga tetap berusaha untuk mencukupi semua kebutuhan kita nak, setiap hari ibu berdoa,bertawakal kepada Allah serta usaha ibu tak putus-putus untuk mengais rejeki yang halal sembari berharap nasib kita akan berubah lebih baik''.  Tak henti-hentinya ibu Jamilah memberi nasehat kepada putri sulungya itu,memang sejak Suami ibu Jamilah meninggal 15 tahun silam,Ibu Jamilah menjadi tulang punggung keluarganya sekaligus berperan vital dalam mendidik kedua anaknya. Di tengah berkembangnya Zaman yang menawarkan sejuta kepalsuan,Ibu Jamilah tak putus asa mengahadapi kehidupan yang begitu keras ia rasakan,rasanya semua itu terbayar dengan adanya kedua anak disisinya yang begitu ia sayangi,ia ajarkan kebaikan,kebenaran,kejujuran serta akhlak yang mulia yang merupakan wasiat dari Suaminya sebelum ia pergi.
''Tapi apa kenyataannya mak....!!!!?? Hidup kita selalu saja susah,  jangankan untuk membeli sesuatu,  buat makan kita setiap harinya selalu kekurangan, Aku ingin seperti yang lainya mak,,,, mereka bisa membeli & memiliki sesuatu yang mereka inginkan tidak seperti kita selalu miskin.....!!!!!
Aku ingin merubah keadaan ekonomi kita mak....??? Aku ingin membelikan emak sawah, memberangkatkan emak naik haji, biar kita tidak dipandang hina lagi mak dimata orang''. Surti berbicara panjang lebar menguraikan semua impiannya.
''Bagi emak semuanya itu tidak perlu Surti, emak tidak terlalu memikirkan semua itu, emak bisa  ada bersama-sama kamu & sholeh itulah harta yang paling berharga didunia ini, kita memang perlu uang tapi jangan jadikan semua itu membabi buta membunuh iman & taqwa kita, emak lebih baik hina dimata manusia tapi tidak dimata Tuhan, tak kuasa berkata ibu Jamilah meneteskan air mata.


Semenjak pertengkaran itu,Surti diam-diam tanpa sepengetahuan ibunya membawa pakaian-pakaiannya dalam sebuah tas & bergegas pergi meninggalkan ibu & adiknya. Dia menulis sebuah surat ringkas yang isinya

Maafkan Surti mak.....
Surti harus pergi....
Surti ingin mengejar impian Surti.....
Doakanlah Surti mak.... Kelak Surti pasti pulang membawa perubahan keluarga kita...

Rasanya seperti disambar petir hati ibu Jamilah setelah membaca surat Surti namun apalah yang perlu disesali semuanya sudah terlanjur terjadi, dengan berat hati ibu Jamilah merelakan putri sulungnya itu pergi. Tak putus-putus ibu jamilah berdoa setiap harinya, setiap sesudah sholat fardhu dzkir & doa ia panjatkan untuk keselamatan putrinya sembari ia terus bersabar menanti kedatangan putri sulungnya.

3 Tahun Kemudian

Sekian lama waktu berjalan tak ada kabar terdengar tentang Surti, Ibu Jamilah pun mulai gelisah memikirkan Surti yang sudah 3 tahun dinantikannya namun tak kunjung ada kabar tentang putri sulungnya itu. Ditengah situasi yang membuat hati ibu Jamilah tak tenang itu, Ibu Jamilah tetap menyikapinya dengan bijak, tak henti-hentinya ia Sholat malam,Sholat istikharah serta dzikir memohon kepada Allah agar segera diberikan petunjuk tentang keberadaan putri sulungnya.

Satu minggu kemudian Ibu Jamilah mendapatkan kabar yang mengejutkan,
''Mak..... Aku lihat TV, ada kabar tentang kak Surti mak,,,,,,'' Sholeh berkata tersengal-sengal kelelahan karena berlari tak kuasa ingin segera memberitahukan kabar tentang Surti kepada ibunya
'' Dimana nak dia sekarang...!!?? Emak sudah kangen ingin bertemu dengan dia nak..... Katakan nak.... katakan kepada Emak nak dimana kakakmu sekarang....???''. Ibu Jamilah menjawab sembari menitikkan air mata karena kerinduannya kepada Surti sudah tak terbendung lagi.
'' Dia sekarang ada di Malaysia mak...... Dia terlibat masalah mak......???? Dia tertangkap polisi diraja malaysia karna terbukti membawa paspor palsu, dia juga mendapatkan siksaan dari majikannya mak,gajinya juga tidak dibayar mak sama majikan selama 3 tahun ini''.  Sholeh menjelaskan semuanya kepada ibunya.
'' Astagfirullah hal adzim.... Duch gusti kenapa semua ini terjadi kepada anak hamba..... '' Ibu Jamilah tak kuasa lagi mendengar kabar buruk itu, ibu jamilah seraya memeluk putra bungsunya dengan isak tangis tersedu-sedu meratapi musibah yang terjadi terhadap Surti.

Akhirnya Surti dipulangkan ke indonesia, diapun pulang kerumah ibunya untuk bertemu & memohon maaf atas segala kesalahannya.Dengan keadaan Surti yang begitu menyedihkan, Surti berjalan menyusuri jalanan desa mencari rumah ibunya.
''Assalamualaikum,,,,,,,,'' Surti memberi salam
''Walaikum salam,,,,,,, Surti kaukah ini nak.....????'' 
'' Iya mak.... ini aku Surti mak......'' Surti pun menghampiri memeluk,menciumi & bersujud dikaki ibunya.
''Maafkanlah semua salah surti mak..... yang terlalu berambisi terhadap duniawi..... ternyata semuanya tak seindah harapan Surti mak..... Surti disana diperlakukan tidak manusiawi mak,,,,,  Surti menyesal mak tidak mengindahkan nasehat mak,,,,''. Surti menyesali kecerobohannya
''Sudahlah nak semua tak perlu disesali..... emak bersyulur kau sudah kembali..... emak terima semua keadaanmu nak..... Yang penting kita bisa bersama lagi nak..... Bagi emak kamu & adikmu adakah Harta terbesar bagi emak...... ''

Akhirnya mereka pun berkumpul kembali menjalani kehidupan seperti biasanya dengan penuh rasa syukur dan lebih menghargai kebersamaan mereka dari apapun. Mereka pun hidup bahagia walaupun dalam keadaan kekurangan namun mereka lebih sabar & lebih bijak menyikapinya.

Hikmah yang dapat dipetik dari cerita diatas
  • Tidak semuanya harapan & impian yang kita kejar begitu mudah kita dapatkan, kenyataan tak sama seperti apa yang kita bayangkan. Butuh begitu banyak perjuangan & pergorbanan untuk memperoleh suatu perubahan.
  • Rasa syukur dalam sikap sehari-hari itu perlu dalam berbagai keadaan apapun.
  • Hormatilah orang tuamu, terlebih ibumu selagi orang tuamu ada disisimu.
  • Jangan semata-mata menilai suatu kebahagian, kebanggan,& kehormatan itu dari materi karena semua itu bukanlah jaminan.
  • Pentingnya peran Tuhan dalam hidup, dengan selalu ingat , beriman & bertaqwa kepada-NYA kita akan selalu terjaga dari perbuatan tercela.
  • Dengan sedikit modal,skill & kemampuan janganlah semata-mata kita beranikan diri merantau diluar negri. Mengais rizky dinegri sendiri lebih berarti.
  • Hargailah kebersamaan karena kebersaman itu adalah harta yang tak ternilai ,merupakan anugerah tak terkira yang diamanahkan Tuhan kepada kita.
Cerita ini terinspirasi kehidupan desa sekitar yang tak jarang pergi keluar negri ketika mereka terhimpit masalah ekonomi.

8 komentar:

  1. Puh dowone reeek, hehe..

    Tapi hikmahnya mantap, essip wes;

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum sob,,

    Wah.. sudah ganti template nih,, nah ini lebih keren, template blogger memang ga kalah, malah bisa divariasi lagi loh... :)

    Hm.. ceritanya keren... sungguh menjadi kisah yang penuh hikmah... ^_^

    BalasHapus
  3. wahh ceritanya muantep sob...ampe lama banget aku mbacanya xixixi salam kenal yo

    BalasHapus
  4. Salam Lestari..!!

    Selamat berkarya di media blog.

    BalasHapus
  5. sebelumnya makasih udah berkunjung diblog saya...

    wiiih ceritanya manteeep.. banyak hikmahnya.... ^__^ follback ya hehehe

    BalasHapus
  6. Masbro@ makasih mas supportnya.........

    Mbak nyayu@ iaya mbak lagi proses belajar desain.....hihihihi maasih mbak..

    Mas Pri@ makasih mas..... salam kenal juga mas....

    Keluarga Tamasya@ Salam lestari..... trima kasih sob dukungannya....

    Mbak Yhantee@ sama2 mbak..... udah aku follback mbak.... trimakasih banyak mbak....

    BalasHapus
  7. Banggg....kok bs mirip yaaa?
    duh...maaf y bang, bukan nyontek!
    bener" gak tauuu

    tokoh punyaku, aku ganti namanya..huhu

    BalasHapus

Berkata jangan terbata-bata
Bertutur jangan ngelantur
Bicara nggak pake spam ya
Bukan mengatur, budayakan berbudi luhur