Disebuah desa yang masih bernuansa pedesaan alami, dimana terdapat hamparan sawah hijau luas terbentang & mayoritas penduduknya mata pencahariannya sebagai petani. Terdapat sebuah keluarga yang sederhana menyikapi perjalanan hidupnya senantiasa bersyukur dengan pekerjaannya sebagai petani.
"Pak, sudah istirahat dulu, cuaca panas siang ini bisa membakar kulitmu nanti pak, ini aku sudah buatin makanan kesukaan kamu pak" Darmi yang datang disawah siang itu menyuruh suaminya sejenak berhenti dari aktivitasnya menanam padi disawah.
"Sebentar bune, ini tinggal sedikit lagi selesai" jawab pak Bejo yang tetap menanam padi yang ada di genggamannya.
"Bapak kan yang sering ngajarin aku buat nggak terlalu ngoyo mengejar kehidupan duniawi, lha sekarang ko bapak malah diperbudak pekerjaan sampai lupa jam istirahat & waktu meluangkan diri berbagi bersama istrimu ini" ujar Darmi sambil mengerutkan dahinya & bermuka cemberut.
"Yo wis lah bune, maafkan aku, sekarang kita nikmati makanan kamu yang enak ini" pak Bejo berhenti menanam padi & menghampiri istri tercinta untuk makan bersama di gubuk pojok lahan sawahnya.
Sejenak membaca doa dalam hati seraya seperti menghayati arti syukur atas nikmat dari Illahi pak Bejo menyantap makanan dipiring yang dipegangnya, dengan sangat pelan dia memuluk nasi dari piringnya.
"Sungguh nikmat sekali makanan ini bune, meskipun cuma sambel kecap sama tahu tapi rasanya jan mantep krenyas krenyes" ujar pak Bejo.
"Bapak merayu apa nyesel keadaan kita seperti ini...? eling pak, ini rejeki yang mesti kita syukuri".
"Jangan salah paham dulu bune, memang benar kok makanan ini enak sekali bune, aku bersyukur sekali atas semua ini & aku tak pernah berharap yang lebih-lebih karena aku takut menjadi orang yang lupa bersyukur" jawab pak Bejo menjelaskan dengan ramah pada istrinya.
"Alhamdulillah kalau bapak selalu ingat itu, sekarang zaman boleh berubah pak tapi jangan sampai membuat kita berubah & melupakan sesuatu yang mencerminkan sikap yang senantiasa bersyukur, nrimo ing pandhum".
"Ya bune, insyaallah aku akan selalu ingat itu" jawab pak Bejo menikmati makanan dengan penuh rasa syukur yang terlihat dari rona wajahnya.
***
"Bagaimana pak Jumari apa saya sudah memenuhi persyaratan sebagai kandidat calon kepala desa didesa ini....???" tanya Dharmaji seorang tuan tanah kaya raya kepada salah satu kerawat desa.
"Bapak sudah pasti lolos verifikasi pak namun sampai saat ini masih belum ada calon yang mendaftar & akan bersaing dengan bapak dipilkades, bagaimana bisa dilaksanakan pilkades kalau calonnya cuma satu...? jawab pak jumari yang balik bertanya.
"Kalau begitu akulah yang mutlak memenangkan pemilu ini, karena sudah tidak ada calon yang mau bersaing dengan aku, sekarang siapa yang mau bersaing denganku, seorang tuan tanah yang kaya raya, dengan sedikit uangku saja aku pasti bisa melakukan apa saja" ujar Dharmaji sombong.
"Tidak bisa begitu pak, tunggu saja, dalam minggu dekat ini akan ada kandidat calon pesaing anda pak Dharmaji" Romli yang juga salah satu kerawat desa memotong pembicaraan.
"Memangnya siapa yang berani bersaing dengan aku Romli...? aku ingin segera tahu & aku pastikan dia kalah telak di pilkades nanti" Dharmaji kembali dengan sombongnya berbangga diri.
"Nanti akan segera ada calon yang akan bersaing dengan anda pak, saya akan mengkonfirmasi orang tersebut & dengan segera kita laksanakan pilkades didesa ini" ujar Romli.
"Baiklah kalau begitu, saya tunggu kabar selanjutnya, saya harus pergi sekarang karena masih banyak bisnis tanah yang mesti saya tangani" Dharmaji berlalu begitu saja.
Pembicaraan antara Jumari & Romli berlanjut.
"Memangnya sudah ada calonnya Rom...? ingat kita mesti segera melaksanakan pilkades karena semenjak pak Irwan meninggal desa ini kehilangan pemimpin & tidak bisa menjalankan sebagai mana roda pemerintahan didesa ini" tanya pak Jumari membuka pembicaraan baru.
"Aku sudah dapatkan calon itu, jadi pak jumari tenang saja, yang pasti calonku ini sangat baik hati daripada Dharmaji silintah darat itu, mau jadi apa desa ini kalau dipimpin Dharmaji".
"Siapa orangnya Rom...?" tanya pak Jumari penuh rasa penasaran.
"Bejo pak, petani yang ramah & hidup sederhana, aku yakin dia punya jiwa pemimpin yang baik untuk desa ini".
"Apa kamu sudah pastikan dia mau menjadi kandidat calon kepala desa & bersaing dengan Dharmaji Rom....?".
"Sementara aku masih belum bisa pastikan tapi aku yakin dia pasti mau, kalau siang begini dia pasti ada disawahnya biar nanti sore saja aku kerumahnya".
"Baiklah Rom, semoga saja pilkades kali ini bisa segera kita laksanakan".
Pembicaraan mereka pun terhenti.
***
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" Pak Bejo mengucap salam mengarahkan wajahnya kekanan & kekiri mengakhiri sholat jamaahnya bersama istrinya.
"Bune kita pulang saja siang ini cuacanya mendung,sepertinya akan turun hujan hari ini, anak-anak juga pasti menunggu kehadiran kita" pak Bejo mengawali pembicaraanya selesainya mereka sholat berjamaah digubuk sawah siang itu.
"Yo pak, kayaknya memang mau hujan, kita pulang saja sekarang".
Mereka pun bergegas pulang kerumah melewati galengan sawah yang sempit & berlumpur.
Rabu, 13 April 2011
Sederhana
Bagaimana Selanjutnya Cerita bersambung ini.......?
To Be Continued....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
waduh penasaran nih, tapi ada sebuah pesan dari sikap pak bejo dan isterinya untuk selalu punya sifat zuhud dalam keadaan apapun hehe.. Di tunggu lanjutanya :D
BalasHapusyrtimsksdih om
BalasHapuskayaknya yg punya kehidupan seperti pak Bejo...masih banyak lho di daerah bunda...
BalasHapusjd pengin tahu kisah selanjutnya.....
Kunjunga dimalam hari keblog sahabat… Mudah2an hari2 kita menyenangkan…
BalasHapussambungannya jangan lama2 ya Arif, sukanya udah rada lupa jalan ceritanya...
BalasHapusapapun rejeki kita patut disyukuri ya
makan tahu pakai kecap dan cabe rawti salah satu favoritnya anandaku lho
cerita dengan latar belakang suasana pedesaan, sawah, galengan dan lumpurnya, jadi rindu kampung halaman
BalasHapusjah,, kog bsambung -.-"
BalasHapus#################################
Mohon dukungannya atas event blog yang sedang saya ikuti..
Mohon dibantu dengan mengklik "recomend facebook" dan mengcomment artikel saya
Thanks ya semua :)
>>> www.greand.co.cc <<<<
#################################
nungguin kampanye-nya pak Bejo :D
BalasHapusYayack@ terima kasih brade......:)
BalasHapusUstadvirtual@..................??????
Bunda loving@ ya bun, disini juga masih banyak kehidupan seperti Bejo......:)
Tengku@ terima kasih kawan...........:)
Monda@ hehehehe sabar mbak biar gak bosen bacanya memang aku rolling bergantia rilisnya.. tar pasti selesai semuanya... kan ada linknya yang aku pasang... Bener sekali mbak monda...:)
Joe@hehehe mudik aja mas joe.....:)
Acid@ kan cerita bersambung..hehehehe
Bundamahes@ iyo bun, tar lebih seru lagi kampanye.....
Tak kira langsung berlanjut dan pak bejo jadi kepala desanya... ternyata nunggu dulu toh,,, hehehe.......
BalasHapussederhana...berkah, hati pun tenang...
BalasHapusditunggu kabar pak Bejo berikutnya :)
Pak Bejo,, jangan sampai ditolak lho ya,,
BalasHapusselamatkan juga desa dari pemimpin yang sudah keliatan kurang amanah,,
ditunggu kelanjutannya Rif :)
benar-benar seorang hamba alloh yg mensyukuri nikmat..kel. pak bejo ini..
BalasHapusakankah Bejo mengkampanyekan dirinya gambar padi dan kapas? atau gambar nanas?..
BalasHapussoalnya kalo tentang pemilihan kepala desa gitu jadi inget di rumah saya pake gambar buah-buahan. hahaha..
ditunggu lanjutan kisah Bejonya.
Cerber nya jangan kebanyakan dan jangan lama2 ya Bay... hehehe.. :-)
BalasHapusTahu tempe plus sambil kecap... duuuh jadi laper...
Emang sich kita jarang memperhatikan yg kita miliki tapi lebih sering melihat apa yg kita tdk punyai.
BalasHapuspenasaran nich ..apakah pak Bejo mau ya jadi kandidat. Tapi perkiraan ku gak dech...khan beliau org sederhana sekali tanpa ambisi apa2 ... benar gak ya dugaan ku.
Kisah bersambung trss,kpn ada kesimpulannya mas...?
BalasHapusSelalu ada ide bagus untuk menghasilkan sebuah cerita ya Om...
BalasHapusSaya jadi pengen bekal makanan trus makan disekitar pesawahan yang hijau2...sepertinya enak meskipun hanya dengan sambal dan lalapan.
blogkeluarga@hehehehe kan cerita bersambung.........:)
BalasHapusYanrmhd@ betul sekali sobat..:)
Ysalma@hehehehe teima kasih mbak salma/:)
Nyit-nyit@ sepertinya begiitu mbak....:)
Gaphe@ wah sama mas disini kalau pilkades juga gitu gambar nanas ,padi,jagung dll......hehehhe...:)
BalasHapusLilyana@ hehehe iya mbak.....:)
Hariyanti sukma@ memang sosoknya pak bejo yang begitu rasanya seperti tidak mungkin....:)hehehe
Situs@ sabar bro.... namanya kan cerita bersambung jadi ya bersambung dulu.....?
Ibu dini@ alhamdulillah mbak.....:) enak sekali mbak apalgi pas cuaca siang dengan angin semilir..........:)
subhanallah ceritanya, mengangkat tema pedesaan, aku jadi pengen ke daerah pedesaan, ngeliat sawah..tp, dimana2 gak di desa gak di kota masih ada jg ya org yg 'keji' seperti itu.
BalasHapuspenasaran nih sm kelanjutannya
Wah ... bersambung!
BalasHapusDitunggu lanjutannya...!
Bener tuh, orang yang sombong dan zalim harus dilawan. Mudah2an pak Bejo bisa menerima amanah dari sebagian warga, dan mudah2an pula Pak bejo tak pernah berubah. tetap baik hati dan sederhana..
BalasHapusWits@ iya mbak gak tau tiba-tiba punya ide seperti ini...:)hhihihihi
BalasHapusMursyid PW@ IYa gan segera.....:)
Noor blog@ segera rilis brade...:) terima kasih brade.:)