Sebelumnya Disini
Firman mulai terbiasa menjalani hari-harinya, sedikit lebih tenang suasana pun lebih mendukung kondisi Firman. Sudah beberapa hari ini Firman memikirkan sebuah mimpi yang begitu indah malam kemarin didalam tidurnya.
"Mengapa aku masih saja memikirkan mimpiku kemarin, apa yang harus kulakukan untuk menghapus ingatanku tentang mimpiku itu" gumam Firman dalam hati.
"Sedang mikirin apa kamu nak? kok pagi-pagi sudah merenung...?" pak Sarman membuyarkan renungan Firman.
"Maafkan aku ayah, aku sedang memikirkan mimpiku kemarin malam yang sampai saat ini rasanya begitu melekat diingatanku yah" jawab Firman.
"Mengapa kamu tak kamu ekpresikan saja mimpimu itu dalam sebuah lukisan, bukankah kamu suka melukis nak?".
Berfikir sejenak,"Iya mungkin benar apa yang ayah katakan, kalau begitu aku mau ketoko peralatan melukis yah, aku mau beli kuas & kanvas".
"Apa perlu ayah anterin nak?".
"Nggak usah yah, Firman tidak ingin merepotkan ayah, lagian tokonya kan dekat dari rumah kita yah, aku juga ingin jalan-jalan yah biar aku punya pandangan baru dalam hidupku".
"Ya udah kamu hati-hati ya nak...".
Firman melajukan kursi rodanya untuk pulang karena dia sudah mendapatkan peralatan lukis yang ia butuhkan. Dalam perjalanannya dia melihat seorang nenek & anak kecil yang sedang melakukan pembicaraan.
"Nek, nenek bisa nggak bantu aku?" tanya seorang anak kecil yang berpakaian usang dengan wajah memelas & lusuh.
"Memangnya apa yang bisa nenek bantu buat kamu nak?" jawab sang nenek.
"Aku tersesat dijalan nek, aku belum makan semalaman nek, jika nenek berbaik hati kepadaku, berikanlah aku sedikit nasi & uang untuk bekal ku pulang nek" pintanya.
Sang nenek yang hanya tinggal dirumah kardus ditepi jalan itu tak kuasa rasanya melihat anak kecil yang masih polos & lugu itu menderita. Ia pun masuk kedalam rumah kardusnya mengambil makanan yang tersisa & sedikit uangnya yang mungkin ia juga sangat membutuhkan.
"Ini nak, ada sedikit nasi & uang untukmu, nenek ikhlas memberikan semua ini untukmu semoga kamu dalam lekas menemukan rumahmu, hanya ini yang bisa nenek berikan kepadamu nak".
"Terima kasih nek...".
Anak kecil itupun pergi,sang nenek masih tersenyum, & Firman masih tertegun dalam kebisuan melihat itu.
Rabu, 30 Maret 2011
Isyarat Hati
Label:
Flash Fiksi (Cerpod)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
hmmmmmm .. firman dapat pelajaran dari si nenek ..
BalasHapusini sambungan cerita kemaren yah mas? saya baca dulu yah:D
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapustapi firman kan udah kasih kehidupannya yg indah untuk nolong seorang nenek?, apa masih kurang ?
BalasHapusqu tunggu kisah selanjutnya y dek ..
salam :)
Fitray@ iya uni untuk membuat hati Firman lebih teguh lagi...
BalasHapusNova@ iya mbak
Personal@ ya kan kemaren sempat bergejolak hatinya uni....hehehehe
Djangan Pakies@ betul sekali itu yang itu membuat kita bisa membuka matahati kita lebar-lebar untuk peduli terhadap sesama....
wah, ceritanya bagus banget tuh, aku ikut tersentuh membacanya.
BalasHapusnenek itu jiwanya mulia sekali ya?
BalasHapusCatatan kecil@ terima kasih mbak.....
BalasHapusjejak langkahku@ semua manusia itu punya jiwa yang mulia shasa sayang asal orang itu mampu menuruti kemauan baik yang terbersit dalam hati....
baik banget ya si nenek,,, ikhlas membantu dan memberi, walo sebenarnya ia juga butuh dibantu dan diberi...
BalasHapuskita tidak akan kelaparan dan kekurangan dengan kita menolong orang....
Aina@ iya mbak kalau kita berfikir kita kekurangan & butuh pertolongan terus kapan kita mau berbuat baik..... ya tho...?
BalasHapusYang membedakan manusia di mata Tuhan nya hanya amalnya.
BalasHapusCeritanya sangat mengingatkan, Mas....
BalasHapusDitunggu cerita lanjutan ceritanya.... ^_^
nice blog.... lam knl dr cirebon. tlsn2ny jg bgs :)
BalasHapusZahra@ betul...betul...betul...
BalasHapusTeras info@ terima kasih mas..... :)
Ientanainie@ thanks mbak......:)
wah ternyata ikutan juga ya rief
BalasHapussemoga menang yaaa :)
sebuah nilai moral yang positif..
BalasHapusinsppiratif banget.. salam sukses..
sedj
Julie@ ikutan pa mbak...? kontes sarikata ta..? iya mbak maien.... makasih mbak doanya.... semoga dikabulkan Allah.....
BalasHapusSedjatee@ terima kasih mas..... sukses balik buat mas sedjatee....
Firman melihat nenek yang baik hati... Nunggu terusannya nih...
BalasHapusAmi@ Segera rilis mbak Ami.........
BalasHapuswah,neneknya baik banget.orang yang benar-benar baik.orang yang kekurangan tapi mau memberikan hartanya adalah orang yang patut diacungi jempol..
BalasHapusI-one@ hehehehe thanks brade
BalasHapuslanjuttt mbacanya hehheh
BalasHapushehehehe sekecaaken mas pri....
BalasHapusBAik banget itu nenek... berbuat kebaikan, ikhlas tanpa pamrih..
BalasHapusKebijaksanaan nenek itu untuk mengalah dan memberikan uangnya sama Firman, seharusnya jadi pembelajaran untuk Firman..kadang kalau menyerahkan sesuatu yang dicintai harus ikhlas. seperti nenek itu
kunjungan pagi minta di follow
BalasHapusceritanya bagus banget, mas.... aku terharu membacanya, memang banyak yg kita dapat pelajaran dari lingkungan kita, jika kita mau membuka mata dan hati kita
BalasHapusGaphe@ ya mas gaphe kemaren sui Firman kan sempat bergejolak tuch nah sekarang diingetin lewat nenek tadi.....hehehe
BalasHapusWiy@ maksudnya....??????
Hariyanti Sukma@ betul sekali mbak Sukma.... terima kasih
itulah yang patut dicontoh...
BalasHapuskeikhlasan memberi disaat kita sendiri juga dalam kekurangan.
Sang Nenek pasti akan mendapatkan balasan yang jauh lebih besar dari Tuhan...
BalasHapuswahh ternyata mas arief juga nulis cerita fiksi yachh.......keren, sayang yach ngga ikutan di kuisnya pakdhe
BalasHapusmulia sekali nenek itu :)
BalasHapusmaaf baru berkunjung salam kenal :)
Elsa@ Ya mbak ini buat menggugah hati kita semua bahwasanya masih banyak orang baik didunia ini.... karena pada dasrnya manusia itu baik hanya terkadang mereka melalaikan suara kebaikan yang ada direlung hati.
BalasHapusLIB@ iya mbak.... itu pasti......
Nia@ gak masuk syarat mbak blog saya terlalu muda...
Celotehan@ gak papa sobat ...terima kasih salam kenal kembali :)